• 5 pejabat yang bodo amat sama rakyatnya yang lapar, penting gue kaya raya

    Kemiskinan struktural, perang, dan krisis ekonomi sepatutnya mendorong pemimpin negara bersikap populis dengan tidak menampilkan gaya hidup bermewah-mewah. Setidaknya, fasilitas mewah itu tidak ditonjolkan agar citra mereka sebagai pejabat terjaga.


    Namun lima sosok dalam daftar berikut melakukan hal kebalikannya. Mereka tidak risih berfoya-foya memakai uang negara, kendati rakyat sedang kelaparan atau dalam kesusahan akut akibat perang.

    Jika dirunut lagi, nyaris semua negara dalam daftar ini menerapkan sistem mendekati totalitarian. Artinya kontrol pemerintah sangat kuat, sehingga walau rakyatnya kecewa dengan sikap pemimpin tak peka situasi itu belum bisa melakukan perubahan sosial berarti. Ada satu pemimpin bermuka badak dalam daftar ini nekat berfoya-foya kendati didemo berkali-kali oleh warga.

    Di mana saja kasus pemimpin negara hidup bergelimang kemewahan ketika rakyatnya menderita? Berikut rangkumannya oleh merdeka.com:

    1. Presiden Zaire Mobuto Sese Seko


    Pemimpin Zaire Mobutu Sese Seko yang berkuasa lebih dari 28 tahun ditaksir punya kekayaan USD 4 miliar. Ironisnya, kekayaan sang presiden ditumpuk ketika rakyatnya mengalami kelaparan akut.

    Pada 1993 anak-anak Zaire mengalami gizi buruk dan kelaparan terparah. Sukarelawan memperkirakan sedikitnya 10 persen anak-anak di negara Afrika itu akan meninggal karena kelaparan.

    Lembaga Transparency International mencatat Seko bersama kroninya diduga kuat menilap dana bantuan pangan untuk negaranya. Dana bantuan itu senilai USD 12 miliar disalurkan bertahap oleh Bank Dunia. Namun uang yang seharusnya diperuntukkan untuk perbaikan gizi anak-anak Zaire itu tak sampai pada yang berhak, malah terjadi kelaparan massal. Tidak heran jika Mobutu Seko dinobatkan sebagai pemimpin dunia urutan ketiga paling korup di penghujung abad 20.

    Seko akhirnya terguling ketika pecah Perang Kongo pada November 1996, dipicu perang saudara di Rwanda sebagai negara tetangga. Zaire kemudian berganti nama menjadi Republik Demokratik Kongo.

    2.Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi


    Rakyat Mesir sejak pemerintahan Ikhwanul Muslimin digulingkan junta militer mengalami kesulitan ekonomi. Banyak subsidi dicabut oleh pemerintahan baru pimpinan Presiden Abdul Fatah al-Sisi. Sektor pariwisata juga menurun drastis akibat terorisme oleh militan sayap ISIS.

    Ketika situasi demikian, sang presiden berlatar jenderal itu justru memperoleh kecaman ketika melakukan pemborosan memalukan pada Februari lalu.

    Rakyat Mesir mengecam tindakan tim protokoler presiden melewati aspal yang sudah dilapisi karpet merah menuju lokasi peresmian perumahan baru di pinggiran Ibu Kota Kairo.

    Karpet merah sepanjang 4 kilometer itu digelar melapisi aspal jalanan. "Presiden pernah berpidato agar rakyat mengencangkan ikat pinggang saat ekonomi sulit seperti sekarang. Tapi karpet merah itu memberi contoh sebaliknya," kata Ibrahim Eissa, saat diwawancarai surat kabar Al-Maqal, seperti dilansir ulang Al Arabiya, Selasa (9/2).

    Netizen Mesir menuding Al-Sisi tak tahu malu karena menghamburkan uang rakyat ketika banyak subsidi beberapa bulan ini dipotong oleh pemerintah Negeri Piramida. Dalam pidato di acara kontroversial itu, sang presiden masih sempat mengajak rakyat hidup hemat.

    "Anda lihat sendiri begitu banyak uang yang dikeluarkan pemerintah untuk menyalurkan air bersih. Kalau rakyat terus boros menggunakan air, kita bisa tidak punya uang lagi," kata Sisi.

    3. Wapres Zimbabwe Phelekezele Mphoko


    Sosok Phelekezele Mphoko termasuk pejabat bermuka tebal yang mengabaikan kritik rakyat Zimbabwe. Wakil Presiden ini ngotot menikmati hak istimewa jabatannya, walau ekonomi negara sedang karut marut. Bersumber dari uang negara, dia tinggal di hotel termewah di Zimbabwe sampai selama dua tahun 

    Wapres ini bermalam di Rainbow Tower president suit sejak pertama kali check in pada Desember 2014. Ongkos yang dirogoh diketahui mencapai USD 1.000 per malam, atau setara dengan Rp 13 juta, termasuk dengan fasilitas makanan.

    Tindakan sang wapres sudah membuat marah rakyat Zimbabwe yang secara berkala terus berdemo di depan hotel bintang lima tersebut. Lewat laporan koran setempat, Wapres Mphoko telah dan sang istri Laurinda sudah mati rasa karena tidak mengindahkan kesengsaraan rakyat. Tidak pula mau dipindahkan ke rumah dinas pemerintah yang diklaim terlalu kecil dan terlalu dekat dengan rumah menteri lain.

    Zvorwadza, seorang demonstran mengancam hotel siap dirubuhkan. Peringatan telah disuarakan bulan lalu, di mana dia dan massa sudah masuk ke dalam lobi hotel. Mereka mengancam menutup paksa hotel bila wapres tidak mau angkat kaki.

    Sang wapres dikabarkan siap angkat kaki dari hotel mengingat jumlah tagihan yang mencapai ratusan ribu dollar. Namun ternyata Mphoko akan pindah ke hunian yang lebih mewah lagi di kawasan elit Ibu Kota Harare bernama Highlands dengan harga bangunan senilai USD 2 juta (setara dengan Rp 26,2 miliar)

    4. Pemimpin Korut Kim Jong-un


    Pada pertengahan 1990-an, rakyat Korea Utara sangat kelaparan hingga sepuluh persen populasi meregang nyawa. Meski pada masa itu kelaparan merajalela di Korea Utara tapi tentu para pejabat dan keluarganya, termasuk keluarga pemimpin Korut Kim Jong-un, tetap bisa menikmati gaya hidup mewah, seperti dilansir frontpagemag.com September 2014.

    Pada 2012 Kim dilaporkan menghabiskan dana sebesar USD 645 juta untuk barang mewah semacam produk aksesoris seperti kosmetik, tas tangan, bahan kulit, jam tangan, elektronik mobil, dan minuman alkohol paling mahal.

    Kim bahkan mengalami obesitas atau kegemukan lantaran suka makan keju. Pemimpin Korut itu sangat suka makan keju ketika menjadi mahasiswa di Swiss. Dia bahkan mengimpor keju dalam jumlah besar untuk memenuhi kegemarannya.

    Merujuk laporan terbaru, Kim Jong-un kini tak bisa leluasa berfoya-foya. Sanksi ekonomi dari PBB telah membatasi aksesnya membeli barang mewah buatan Swiss. Salah satunya adalah jam tangan mahal. Sanksi ini membuat kapal dagang tidak mudah merapat ke pelabuhan Korut.

    5. Presiden Zimbabwe Robert Mugabe


    Inilah kandidat pemimpin negara paling tidak tahu malu atas kesusahan rakyatnya. Jika sang wapres sudah dinilai keterlaluan, tunggu sampai anda tahu apa yang dilakukan Robert Mugabe saat rakyatnya dihantam krisis ekonomi akut serta inflasi gila-gilaan.

    Pada Februari lalu, Mugabe menggelar pesta ulang tahun ke-92 bersama keluarga serta anggota partainya pekan lalu. Kegiatan hura-hura ini menghabiskan anggaran sebesar USD 800 ribu (setara Rp 10,7 miliar). Pesta ini melepas 92 balon ke udara, melambangkan usia sang diktator, serta dimeriahkan oleh pembacaan puisi serta pentas nyanyian yang liriknya memuji Mugabe sebagai sosok visioner di Benua Afrika.

    tindakan Mugabe mengundang kritik kelompok oposisi serta warga miskin Zimbabwe. Lokasi penyelenggaraan pesta ultah ini, Distrik Masvingo, adalah lokasi yang paling parah terlanda kekeringan sepanjang 2015. Hasilnya 75 persen sawah gagal panen. Kawasan Masvingo juga menjadi lokasi dengan jumlah penderita busung lapar terbanyak di Zimbabwe.

    Acuh pada situasi itu, Mugabe dan istrinya asyik makan kue tart raksasa yang khusus dihadirkan untuk santapan tamu undangan. Dia tak menyinggung soal kelaparan di Masvingo saat berpidato. Sebaliknya, Mugabe mengkritik isu LGBT dan bantuan asing dalam sambutannya. "Jika donor asing membantu negara kita dengan syarat melegalkan pernikahan sejenis, maka sebaiknya kita tolak bantuan itu," kata Mugabe disambut tepuk tangan hadirin.

    Mugabe sudah berkuasa di Zimbabwe selama 36 tahun. Selama berkuasa, Mugabe dituduh melakukan kecurangan pemilu, pengusiran warga dan melanggar HAM serta bertanggungjawab atas penurunan ekonomi di negaranya.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Tinggalkan Komentar Anda Pada Formulir dibawah ini !