Gempuran warga Cina beserta keturunannya di Indonesia diprediksi akan terus mengalami peningkatan yang cukup tajam di era Joko Widodo. Hal ini terjadi lantaran hukum yang tercipta membuka peluang itu.
Mereka menawarkan tanah-tanah itu sampai ke Singapura, Hongkong, Taiwan, dan RRC. Perundang-undangan tentang kepemilikan tanah yang berhasil mereka garap dari pemerintah dan DPR membuat Asing dan Aseng dari luar negeri tertarik untuk memiliki tanah-tanah di Jawa dan Nusantara; dengan uang mereka, ribuan hektar pun bisa mereka miliki,” kata Sri Bintang Pamungkas dalam rilisnya, beberapa waktu lalu di depan gedung DPR/MPR, Jakarta
Ia bercerita, masuknya Cina itu bermula dari keluarga Wijaya yang sudah masuk Bandung lebih dari seabad bersama anak-cucunya, seperti Herman, Hasan, Rusmin, dan cucu Wijaya adalah tuan-tuan tanah di Jawa Barat; termasuk Sumarecon Agung yang masih kerabat. Termasuk pula pendatang-pendatang baru seperti Henry Wijaya Khoka dan Chandra Tamboyang.
“Mereka adalah makelar-makelar tanah yang bekerjasama dengan para pengembang dan pengusaha property, seperti Eddy Sindoro yang ditangkap baru-baru ini karena kasus suap; Eddy yang pemilik PT Paramount Enterprise adalah menantu seorang Gembala Gereja Kharismatik Bethel.”
Atas kekuasaan mereka yang mempunyai banyak dana dan jaringan, maka mereka bermanuver dekati para pimpinan di setiap negeri ini.
“Mereka bekerjasama dengan Gubernur, Bupati-bupati, Walikota-walikota yang bersedia menjual NKRI demi uang. Praktis pembangunan Jawa Barat mereka serahkan kepada maunya para mafia Cina itu.’ (Robi/voa-islam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Anda Pada Formulir dibawah ini !